Surabaya (ANTARA) - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengajak masyarakat memperkuat ketahanan keluarga guna mendukung terwujudnya Indonesia Maju.
“Ketahanan keluarga menjadi fondasi penting dalam pembangunan karakter bangsa dan peningkatan kualitas sumber daya manusia. Keluarga yang kuat dan harmonis akan melahirkan generasi emas untuk mendukung Indonesia Maju,” kata Khofifah bertepatan dengan peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) 2025 yang diperingati Minggu.
Ia menambahkan ajakan ini sejalan dengan tema Harganas 2025, yakni “Dari Keluarga untuk Indonesia Maju”.
Menurut dia, keluarga memiliki peran sentral dalam membentuk karakter individu yang akan menentukan kualitas masyarakat.
Oleh karena itu, ketahanan keluarga harus menjadi perhatian bersama agar mampu menciptakan generasi yang tangguh, produktif, dan sejahtera.
“Keluarga yang mampu menjaga komunikasi, kehangatan, dan nilai-nilai kebersamaan akan lebih siap menghadapi tantangan zaman. Inilah basis ketahanan sosial kita,” ujarnya.
Gubernur perempuan pertama di Jatim ini menegaskan, pembangunan ketahanan keluarga juga merupakan bagian dari agenda nasional sebagaimana tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029.
Khofifah menjelaskan, berdasarkan Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, pemerintah wajib menetapkan kebijakan pembangunan keluarga melalui pembinaan ketahanan dan kesejahteraan.
“Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat yang memiliki fungsi sangat penting, mulai dari fungsi agama, sosial budaya, cinta kasih, perlindungan, reproduksi, pendidikan, ekonomi hingga pembinaan lingkungan,” katanya.
Ia menyebut, penerapan fungsi-fungsi tersebut akan membentuk pribadi yang baik, mandiri, dan bahagia.
Lebih lanjut, Khofifah menekankan bahwa keluarga berkualitas ditandai oleh komunikasi yang efektif antaranggota, dukungan emosional, kemampuan menyelesaikan konflik dengan sehat, keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan keluarga, serta komitmen terhadap pengembangan anggota keluarga.
“Nilai-nilai ini akan membentuk pribadi-pribadi yang mampu beradaptasi secara tangguh dalam kehidupan bermasyarakat,” katanya.
Di tengah berbagai tantangan seperti digitalisasi, tekanan ekonomi, dan disrupsi nilai-nilai sosial, Khofifah menilai pentingnya penyesuaian pola pengasuhan di dalam keluarga.
“Peran ayah dan ibu harus saling mendukung. Mengasuh anak bukan hanya tugas perempuan, dan mencari nafkah bukan hanya tanggung jawab laki-laki. Harus ada kolaborasi dalam keluarga,” ujarnya.
Ia menambahkan, peran ayah juga penting sebagai penyeimbang dalam pengasuhan dan pembentukan karakter anak.
Khofifah optimistis keluarga yang berkualitas akan berperan besar dalam mewujudkan visi Indonesia Maju yang berdaulat, mandiri, dan berkeadilan.
“Keluarga yang sehat secara emosional dan mental akan memberi kontribusi maksimal dalam pembangunan sosial dan ekonomi. Pendidikan dan pengembangan keterampilan yang dimulai dari keluarga akan melahirkan generasi muda yang unggul dan siap bersaing secara global,” paparnya.
Ia juga menekankan pentingnya lingkungan sosial yang stabil dan aman bagi tumbuh kembang anak, yang dimulai dari ketahanan keluarga.
“Keluarga berkualitas akan menjadi tempat yang aman dan kondusif bagi anak, sehingga mampu membentuk kepribadian yang percaya diri, tangguh secara emosional dan fisik, serta mampu membangun relasi yang sehat dan kuat,” kata Khofifah.