Banyuwangi (ANTARA) - Nelayan di Pantai Lampon, Desa/Kecamatan Pesanggaran, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, menggelar tradisi Petik Laut sebagai ungkapan syukur atas melimpahnya hasil tangkapan, Jumat.
Tradisi larung sesaji ini telah diwariskan turun-temurun sejak 1927 atau sekitar 98 tahun lalu, dan ritual digelar setiap tanggal 1 Sura penanggalan Jawa sebagai bentuk sedekah laut masyarakat nelayan.
Wakil Bupati Banyuwangi Mujiono yang turut hadir dalam prosesi tradisi Petik Laut itu mengapresiasi semangat warga dalam melestarikan tradisi.
"Petik Laut bukan sekadar ritual tahunan, tetapi juga cerminan kekuatan gotong royong masyarakat pesisir, dan ini menunjukkan betapa kuatnya nilai-nilai kebersamaan yang terus dirawat oleh masyarakat Lampon secara turun-temurun," katanya.
Menurut Mujiono, pemerintah daerah setempat terus mendukung tradisi ini dengan memasukkannya dalam kalender Banyuwangi Festival (B-Fest).
Mujiono juga mengajak para nelayan menjaga kelestarian laut sebagai sumber kehidupan masyarakat pesisir.
"Laut harus kita jaga bersama, jangan dikotori atau dirusak, jangan buang sampah ke laut atau sungai, mari kita jaga bersama, karena dari lautlah sumber utama penghasilan yang didapat oleh para nelayan," ujarnya.
Ritual ini diawali dengan arak-arakan sesaji dari Kampung Baru menuju Pantai Lampon, tempat berlangsungnya ritual sejauh satu kilometer.
Sesaji berisi kepala sapi, hasil bumi, dan hasil laut sebelum dilarung, para nelayan dan tokoh masyarakat memanjatkan doa bersama di tepi pantai memohon keselamatan dan rezeki yang melimpah, dan setelah ritual selesai, sesaji itu dilarung ke tengah laut menggunakan perahu.
Nelayan Lampon Banyuwangi gelar tradisi Petik Laut
Jumat, 27 Juni 2025 23:00 WIB

Nelayan Pantai Lampon, Desa/Kecamatan Pesanggaran, Banyuwangi, Jawa Timur, membawa sesaji untuk dilarung di tengah laut. Jumat (27/6/2025). ANTARA/HO-Pemkab Banyuwangi