Hamilton, Kanada (ANTARA) - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Jumat (20/6), mengeluarkan peringatan baru tentang meningkatnya risiko terhadap keselamatan nuklir di Iran, mendesak pengendalian diri maksimum dan pembaruan diplomasi di tengah saling serang antara Israel dan Iran.
"Serangan terhadap situs nuklir Republik Islam Iran telah menyebabkan penurunan tajam dalam keselamatan dan keamanan nuklir di Iran," kata kepala Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) Rafael Grossi dalam sesi Dewan Keamanan PBB.
"Meskipun sejauh ini belum menyebabkan pelepasan radiologi yang memengaruhi publik, ada risiko bahaya hal ini dapat terjadi," tambahnya.
Grossi mengatakan "tingkat radioaktivitas di luar situs Natanz tetap tidak berubah dan pada tingkat normal, yang menunjukkan tidak ada dampak radiologi eksternal pada populasi atau lingkungan."
Dia menambahkan bahwa "lembaga tersebut tidak mengetahui adanya kerusakan di Fordow saat ini."
Namun, dia memperingatkan, "Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Bushehr ... adalah situs nuklir di Iran yang konsekuensi serangannya bisa sangat serius. Itu adalah pembangkit listrik tenaga nuklir yang beroperasi dan karenanya menampung ribuan kilogram material nuklir."
Dia menekankan bahwa "jika terjadi serangan terhadap Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Bushehr, serangan langsung dapat mengakibatkan pelepasan radioaktivitas yang sangat tinggi ke lingkungan."
"Tindakan apa pun terhadap Reaktor Riset Nuklir Teheran dapat menimbulkan konsekuensi yang parah, berpotensi bagi sebagian besar wilayah kota Iran dan penduduknya. Dalam kasus seperti itu, tindakan perlindungan perlu diambil," kata Grossi.
Grossi mengatakan bahwa IAEA "ada dan akan tetap hadir di Iran dan inspeksi di sana akan dilanjutkan, sebagaimana diharuskan oleh kewajiban pengamanan Iran berdasarkan Perjanjian Pengamanan NPT, segera setelah kondisi keselamatan dan keamanan memungkinkan."
Dia pun menekankan "sangat penting" untuk mengizinkan inspektur "memverifikasi bahwa semua bahan yang relevan, terutama yang diperkaya hingga 60 persen, diperhitungkan."
"Sangat penting bagi badan tersebut untuk melanjutkan inspeksi sesegera mungkin untuk memberikan jaminan yang kredibel bahwa tidak ada satu pun yang dialihkan," tambahnya.
Mendesak "penahanan diri secara maksimal," Grossi mengatakan "eskalasi militer mengancam nyawa dan menunda upaya yang sangat diperlukan menuju solusi diplomatik untuk jaminan jangka panjang bahwa Iran tidak memperoleh senjata nuklir."
"Solusi diplomatik dapat dicapai jika ada kemauan politik yang diperlukan." tambahnya.
Wakil Sekretaris Jenderal PBB Rosemary DiCarlo juga memperingatkan bahwa dunia "berada di ambang konflik besar-besaran dan krisis kemanusiaan."
"Hukum humaniter internasional harus dihormati, termasuk prinsip pembedaan, proporsionalitas, dan kehati-hatian dalam serangan," tambahnya.
"Serangan yang ditujukan terhadap warga sipil dan objek sipil, dan serangan tanpa pandang bulu, dilarang keras. Personel medis dan fasilitas medis, termasuk rumah sakit, harus dihormati dan dilindungi," tegas DiCarlo.
Menyoroti dampak regional, dia berkata: "Kita menyaksikan langsung dampak konflik secara regional, dengan peluncuran rudal oleh Houthi di Yaman terhadap Israel, dan meningkatnya ketegangan yang melibatkan kelompok bersenjata di Irak."
"Setiap perluasan konflik lebih lanjut dapat menimbulkan konsekuensi yang sangat besar bagi kawasan tersebut dan bagi perdamaian serta keamanan internasional secara umum," katanya.
"Serangan Israel terhadap instalasi nuklir mengkhawatirkan, begitu pula risiko perluasan konflik," tambahnya.
DiCarlo juga mengatakan masih ada peluang untuk menghindari "eskalasi yang dahsyat," dan menyatakan dukungannya terhadap diplomasi.
Sumber: Anadolu