Istanbul (ANTARA) - Jet-jet tempur Israel melancarkan serangan udara di wilayah pinggiran selatan Beirut pada Kamis malam, kantor berita resmi Lebanon melaporkan.
Menurut kantor berita itu, serangan Israel menyasar salah satu bangunan di dekat Masjid Al Qaem setelah mengeluarkan peringatan.
Israel kemudian melancarkan lima serangan udara lagi, salah satunya sangat dahsyat hingga menimbulkan kepulan asap tebal, kata kantor berita itu tanpa menyebutkan lokasi yang menjadi sasaran.
Setelah itu, militer Israel mengeluarkan peringatan baru kepada penduduk Nabatieh, Lebanon selatan, agar mengungsi dari wilayah tersebut sebelum serangan udara dilakukan.
Dalam sebuah pernyataan, Israel meminta penduduk agar menjauh setidaknya 500 meter dari beberapa bangunan di desa Ain Qana.
Pernyataan itu dilengkapi peta lokasi yang menjadi sasaran dan Israel mengatakan akan menyerang sejumlah lokasi yang mereka klaim sebagai milik kelompok perlawanan Hizbullah.
Sebelumnya, warga Lebanon di Hadath, Haret Hreik, dan Borj al-Barajneh diminta Israel untuk mengungsi sebelum serangan udara dilancarkan.
Tindakan Israel itu menandai serangan keempat mereka di wilayah tersebut sejak gencatan senjata diberlakukan pada 27 November 2024.
Israel hampir setiap hari melakukan serangan di Lebanon selatan dengan dalih menumpas Hizbullah meski ada gencatan senjata.
Gencatan senjata itu seharusnya mengakhiri berbulan-bulan peperangan di perbatasan yang pecah menjadi konflik besar pada September sebelumnya.
Lebanon telah melaporkan hampir 3.000 pelanggaran gencatan senjata oleh Israel, yang menelan sedikitnya 208 korban jiwa dan 500 korban luka-luka sejak perjanjian itu tercapai.
Menurut perjanjian tersebut, Israel seharusnya menarik semua tentara mereka dari Lebanon selatan paling lambat 26 Januari, tetapi diperpanjang hingga 18 Februari setelah Israel menolak mematuhinya.
Israel masih mempertahankan keberadaan militernya di lima pos perbatasan.
Sumber: Anadolu