Jakarta (ANTARA) - Pakar Gizi Badan Gizi Nasional (BGN) Ikeu Tanziha menyampaikan ahli gizi dalam Program Makan Bergizi Gratis (MBG) berperan penting untuk memperbaiki status gizi masyarakat Indonesia.
"Memperbaiki status gizi masyarakat itu peran utama ahli gizi dalam Program MBG, karena mereka yang tahu fungsi makanan itu sendiri. Ahli gizi juga berperan membuat Standar Operasional Prosedur (SOP) agar makanan itu aman," katanya dalam siniar yang diikuti di Jakarta, Selasa.
Ia menegaskan ahli gizi juga berperan memantau proses pengolahan makanan seperti apa, sehingga makanan yang disajikan untuk sasaran bisa bermanfaat meningkatkan status gizi masyarakat.
"Ahli gizi membantu pengembangan menu-menu. BGN tidak ada standar menu karena bervariasi di setiap daerah, tetapi, dalam pelaksanaannya, ahli gizi tetap memantau agar MBG yang disajikan memenuhi Angka Kecukupan Gizi (AKG) sesuai usia," ujar dia.
Selain itu, menurutnya, ahli gizi juga memiliki peran dalam memberikan pelatihan-pelatihan keamanan pangan dan mengedukasi masyarakat tentang gizi.
"Ahli gizi berperan memberikan pelatihan di tingkat SPPG dan sekolah, juga memberikan edukasi untuk meningkatkan kesadaran siswa dan guru akan pentingnya gizi," ucapnya.
Ia menegaskan ahli gizi juga berperan penting dalam meningkatkan kesadaran peserta didik, guru, hingga pedagang. Selain itu juga melakukan monitoring dan evaluasi (monev) rencana perbaikan gizi dalam menu MBG seperti apa.
"Kalau monev itu, apa yang direncanakan perlu dipastikan benar-benar dilaksanakan. Target penurunan prevalensi status gizi kurang misalnya, ahli gizi juga perlu melihat itu berhasil atau tidak. Selain itu ahli gizi juga memberi tanggapan untuk kebijakan dan perbaikan-perbaikan yang berkelanjutan," tuturnya.
MBG, lanjut dia, juga merupakan salah satu kebijakan dalam rangka melaksanakan kewajiban negara memenuhi hak anak. Negara yang memikirkan anak adalah negara yang visioner jika ingin mewujudkan Indonesia Emas 2045.
"Salah satu caranya yakni bagaimana agar sumber daya manusianya berkualitas dan menjadi pemimpin dunia yang berpengaruh. Tanpa gizi yang baik, kita tidak dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan mewujudkan Indonesia Emas," kata Ikeu.