Surabaya (ANTARA) - Provinsi Jawa Timur mencatat potensi produksi padi Januari–Juli 2025 sebesar 8,78 juta ton gabah kering panen (GKP), menunjukkan tren positif sektor pertanian dan memperkuat optimisme mewujudkan kedaulatan pangan nasional.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyatakan bahwa capaian positif ini merupakan hasil dari konsistensi dan keseriusan Pemerintah Provinsi Jatim dalam memperkuat sektor pertanian.
“Kalau kita bicara dari Jatim, yang lima tahun berturut-turut mencatat produksi padi dan beras tertinggi nasional, maka kita siap menjadi ujung tombak kedaulatan pangan Indonesia,” kata Khofifah dalam keterangannya yang diterima di Surabaya, Jumat.
Berdasarkan data sementara yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) per 2 Juni 2025, angka tersebut setara dengan 7.305.785 ton gabah kering giling (GKG) atau 4.218.508 ton beras konsumsi.
Jika dibandingkan dengan periode yang sama pada 2024, potensi produksi padi Jatim mengalami peningkatan sebesar 1.029.692 ton atau tumbuh 13,28 persen dari sebelumnya 7.754.335 ton GKP.
Dalam satuan GKG, produksi meningkat dari 6.449.378 ton menjadi 7.305.785 ton, atau naik 856.407 ton.
Sementara dalam bentuk beras, terjadi kenaikan sebesar 494.501 ton dari 3.724.001 ton pada 2024 menjadi 4.218.508 ton di 2025.
Ia menambahkan kenaikan produksi tahun ini turut ditopang oleh peningkatan luas tanam yang berimbas pada naiknya luas panen.
Pada periode Januari–Juli 2025, luas panen padi Jatim mencapai 1.299.222 hektare, meningkat 13,4 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.
Secara nasional, sektor pertanian tumbuh sebesar 10,52 persen (year-on-year) pada triwulan I 2025. Jawa Timur memberikan kontribusi signifikan terhadap angka tersebut, yaitu sebesar 12,10 persen.
Khofifah menyebutkan bahwa keberhasilan ini tidak lepas dari keberpihakan pemerintah kepada petani dan upaya peningkatan produksi pangan nasional yang terus dioptimalkan.
“Produksi padi dan jagung menjadi penyumbang utama, disusul oleh subsektor peternakan yang juga mencatat kontribusi besar terhadap kinerja pertanian secara umum,” ujarnya.
Menurutnya, sektor pertanian memiliki peran strategis sebagai penopang ketahanan ekonomi nasional.
Selain menyediakan pangan, sektor ini juga menciptakan lapangan kerja, menjaga stabilitas harga, serta memperkuat daya saing nasional.
Data BPS tahun 2024 menunjukkan bahwa Jawa Timur merupakan provinsi dengan produksi padi tertinggi se-Indonesia dengan capaian 9,28 juta ton GKG.
Posisi ini diikuti oleh Jawa Tengah (8,89 juta ton), Jawa Barat (8,63 juta ton), Sulawesi Selatan (4,82 juta ton), dan Sumatera Selatan (2,91 juta ton).
“Jatim siap memberikan upaya maksimal untuk bersama-sama mewujudkan ketahanan pangan nasional,” tegas Khofifah.